Rabu, November 24, 2004

Suatu Hari

Suatu hari Tuhan datang kepada hambanya yang rajin berdoa. Lalu Dia berkatakepada hambanya yang setiap hari khusuk memanjatkan pujian dan penyembahan "Hai hamba yang setia, apakah keinginan Mu?". Mendengar suara tersebut,hamba tersebut kaget lalu pingsan dan tak sadarkan diri melihat penampakan Tuhan untuk pertama kalinya. Kemudian Tuhan pergi masuk ke dalam mimpinyauntuk menemuinya. Di dalam mimpi Dia tanyakan lagi "Apakah keinginanmu?".Hamba tersebut hanya terdiam, rupanya dia malu untuk meminta secara langsung.Kemudian perlahan-lahan kata demi kata keluar "Anu Tuan, hamba hanya ingin...hmmmmm hamba hanya ingin...". "Cepat katakan! Aku tak punya waktu untukmendengar basa basimu". "Hmmmm, hamba hanya ingin engkau lepaskan aku darikewajiban beribadah dan ritual setiap hari yang menjemukan ini" "Ahhh dasarmanusia, aku selalu disalahkan atas setiap ritual dan ibadah yang tidakpernah mereka jalankan dengan ikhlas. Baiklah kalau begitu, tapi ingat,aku tak pernah memaksa kalian untuk melakukan itu, ini pasti kesalahanutusan-utusanku."
Kemudian Tuhan kembali ke tempatnya. Lalu Dia memanggil utusan-utusannya.Dia berkata "bodoh kalian!" "Ya Tuanku, Hamba memang bodoh",jawab mereka."Ingat , pernahkah aku memaksakan umatku untuk beribadah?" "Tidak Tuanku.""Pernahkah aku meminta kepada mereka untuk disembah?""Tidak Tuanku""Aku tak pernah sekalipun meminta disembah, meminta dipuji oleh umatku. kaliantahu kenapa?""Tidak Tuanku""Kalian bodoh. Alasannya adalah karena Aku telah lengkap di dalam diriku, Aku yang maha sempurna tidak memerlukan apa-apa lagi.""Bukankah tuan membutuhkan mereka untuk dicintai?""Karena itu aku membebaskan mereka, pendosa atau pendeta tiada bedanya bagi ku.""Lalu, apakah yang mesti Kami lakukan?""Rombaklah apa yang telah kalian ajarkan di dunia ini.""Tapi itu tidak mungkin Tuanku. Manusia sulit untuk berubah. Apa yang telah me-reka percayai sejak lama, bagi mereka adalah kebenaran walaupun itu hal yang salah.""Di manakah keimanan kalian?" dengan nada marah."Maaf tuanku.""Baiklah, kalian yang bodoh-bodoh ini kupecat sebagai utusan.""Jangan tuanku, kami tetap ingin menjadi utusanmu.""Apakah dengan menjadi utusanku, kalian menjadi lebih tinggi derajadnya dari padamanusia lain?""Tidak Tuanku, hamba mohon maaf.""Lalu apa yang kalian inginkan dengan menjadi utusanku?""Hamba tidak berani Tuan, mohon ampun.""Baiklah kalau begitu, kalian tetap menjadi utusanku dengan satu syarat.""Apa itu tuanku?""Kunjungilah seorang petani yang memiliki iman tertinggi di desa A. Kemudian laporkanapa yang dia katakan kepadamu."
Kemudian pergilah mereka ke desa A. Suatu desa yang harmonis dan penuh keceriaan.Akhirnya bertemu lah mereka dengan sang petani yang sedang tidur."Apakah anda seorang petani yang dimaksud Tuanku?"Petani tersebut hanya terlelap dalam kantuknya."Apakah anda seorang manusia yang memiliki iman tertinggi?"Petani tersebut tetap terlelap. Saking kesalnya para utusan tersebut membangunkandia dengan paksa. Terbangunlah petani tersebut, kemudian sambil mengucek matanyadia perhatikan satu persatu utusan-utusan tersebut. Kemudian dia berkata dengan ceria"Hei, sepertinya aku mengenali kalian.""Tidak mungkin, anda baru pertama kali bertemu dengan kami.""Benarkah?" tanya sang petani."Benar! Tidak mungkin salah."Dengan tersenyum sang petani berkata "Hmmm, aku ingat, aku pernah memarahi kalianbeberapa hari yang lalu, tidakkah kalian mengenaliku?""Ampun Tuanku..." langsung para utusan tersebut sujud ketakutan. Mereka melihatmata Tuhan di dalam mata petani tersebut. Mereka melihat Tuhan di dalam hati petani tersebut."Baiklah kalau begitu, kalian memang tidak pernah memiliki iman yang sempurna, selalusaja ada kekurangannya. Padahal kalian adalah utusanku. Untuk itu, Kalian tahu apa yang mesti dilakukan?""Tidak Tuanku. Hamba mohon ampun.""Cintailah aku di dalam hati mu, agar aku nyaman tinggal di dalam hati mu senyamanaku tinggal di dalam hati petani ini. Sebenarnya, aku hanya ingin kalian mengajarkantentang masalah ini kepada umatku. Maka tak perlu kalian paksa dengan segala cara, mereka akan beribadah karena mereka rindu kepada Ku."