Sabtu, Disember 04, 2004

Kisah Rama Krishna

Rama Krishna adalah salah seorang yogi besar yang dipercaya oleh masyarakat india telah mencapai pencerahan spiritual. Dia memiliki banyak sekali pengikut yang belajar kepada nya mengenai usaha pembebasan atau pencapaian pencerahan.

Suatu siang di sebuah pedesaan di daerah india terjadilah perdebatan antar pengikut Rama Krishna mengenai pilihan nya untuk seorang ketua pengganti diri nya. Pilihan tersebut jatuh kepada Swami Vivekananda yang merupakan seorang yang biasa saja dan tidak kelihatan sebagai yang terhebat di antara pengikut-pengikut Rama Krishna yang lain. Pengikut-pengikut yang lain merasa bahwa pemilihan Vivekananda sebagai ketua tidaklah sesuai dengan prinsip keadilan yang sering sekali diajarkan kepada mereka. Menurut mereka tidak ada dasar yang jelas mengapa Vivekananda yang dipilih olehnya.

Mendengar hal ini, Rama Krishna tidak ingin terjadi perpecahan di antara pengikut-pengikutnya. Karena itu Rama Krishna mengadakan pertemuan antara Dia dengan semua pengikutnya.

Duduklah Rama Krishna di atas suatu pendopo yang dipayungi pohon beringin besar menunggu kedatangan semua muridnya. Setelah semua muridnya datang, termasuk murid kesayangannya Swami Vivekananda, maka berkatalah Dia “Tahukah kalian mengapa aku memilih Vivekananda?”. Tidak satu pun murid yang berani menjawab pertanyaan itu.
“Apakah karena dia tampan? … atau mungkin karena dia rajin? … atau mungkin karena dia pandai?” Tetap semuanya terdiam. Vivekananda pun hanya terdiam dan duduk dengan tenang bersama murid-murid yang lain. Kemudian suasana menjadi hening untuk beberapa saat dan tiba-tiba Rama Krishna terbatuk. Murid-murid nya yang mencari muka dihadapannya pun menunjukkan rasa sayang dan perhatian kepada dia. Mereka berusaha untuk memijat kaki, tangan dan badan sang pertapa tersebut. Akan tetapi Rama Krishna tidak mempedulikan perhatian mereka, kemudian Dia meludah ke tanah membuang reak yang terkumpul di mulutnya akibat batuk tersebut. “Oeggghhhhhhh…………. Cueh…” begitulah kira-kira suaranya. Setelah itu dia menunjuk kepada Vivekananda. “Makanlah itu!” perintahnya sambil menunjuk kepada reak yang telah dibuang melalui mulutnya. Tanpa pikir panjang, Vivekananda menuruti perintahnya seketika itu juga. Kemudian Rama Krishna berdiri dan berkata “Itulah alasanku memilih Vivekananda!”. Tanpa kata-kata Dia pun pergi meninggalkan kerumunan muridnya.

Note: Cerita ini mengandung esensi mendalam mengenai panteisme, yaitu suatu paham ketuhanan yang memandang bahwa Tuhan yang tunggal termanifestasi dalam ciptaannya yang majemuk. Dalam cerita, Rama Krishna adalah orang yang telah mengerti benar dan merasakan kehadiran Tuhan di dalam dirinya, begitu pun Vivekananda. Karena itu sebenarnya mereka telah merasakan satu di dalam manifestasi yang majemuk. Rama Krishna adalah Vivekananda adalah Tuhan yang Tunggal dan Vivekananda adalah Rama Krsihna Adalah juga Tuhan yang Tunggal.Karena itu pertanyaan “Apakah salah untuk menelan reak sendiri yang sebenarnya merupakan bagian yang sama dari diri sesungguhnya?” memiliki arah yang sama dengan “Apakah salah untuk memukul diri sendiri?”

Tiada ulasan: