Sabtu, Disember 04, 2004

Yoga

Yoga dalam arti luas adalah suatu disiplin khusus yang diciptakan untuk membantu manusia mengharmonisasi vibrasi diri nya dengan vibrasi yang Tunggal. Jadi sebenarnya pengertian Yoga tidak terbatas pada suatu metode yang berasal dari tradisi India kuno yang kebanyakan orang mengartikannya seperti itu. Yoga itu dikenal oleh berbagai suku bangsa. Hanya saja metodenya sedikit berbeda. Seperti orang-orang israel melakukan praktek yoga dengan berdoa kepada sang Tunggal sedangkan orang-orang shaman melakukannya dengan menari-nari dan bernyanyi dan orang-orang jawa melakukannya dengan tapa geni 40 hari 40 malam. Tujuan mereka melakukan itu semuanya sama, yaitu mendekatkan diri mereka dengan sang Tunggal sampai akhirnya jiwa mereka bisa melebur ke dalam jiwa sang tunggal.

Hanya saja di dalam dunia ini manusia selalu saja mempermasalahkan masalah metode tersebut. Contohnya saja umat-umat kristiani tentu akan marah jika saya mengatakan bahwa apa yang diajarkan Yesus kristus adalah bagian dari Yoga. Ajaran tersebut sebenarnya merupakan bagian dari Yoga yang dinamakan Bhakti Yoga. Ajaran pokok Bhakti Yoga adalah bahwa untuk melebur kepada yang tunggal dapat dilakukan dengan memberikan Bhakti atau pelayanan tulus kepada yang Tunggal. Lalu bagaimana caranya? Sedangkan yang Tunggal adalah sesuatu yang abstrak dan tidak dapat dirasakan dengan kelima indra kita. Caranya tentu saja adalah dengan melakukan pelayanan kepada ciptaannya yang merupakan manifestasi dari sang Tunggal tersebut. Tidak ada cara lain lagi.

Lantas umat muslim juga akan marah jika saya mengatakan bahwa gerakan sholat merupakan bagian dari Yoga juga. Sebenarnya tujuan gerakan dan pose di dalam sholat bertujuan untuk menyeimbangkan fungsi sistem hormon dan sistem syaraf manusia. Di dalam yoga, hal tersebut dinamakan hatha Yoga yang artinya peleburan dengan sang Tunggal melalui olah jasmani. Hanya saja pose-pose di dalam hatha yoga dilakukan dengan sifat statis akan tetapi ada juga gerakan-gerakan yang di dalam hatha yoga yang bersifat dinamik seperti senam sebenarnya.

Hal yang wajar jika manusia selalu memperdebatkan perbedaan metode. Karena di dalam pencarian sang Tunggal selalu terbentur oleh pertaruhan antara waktu hidup mereka yang sebentar dengan kesuksesan akan metode tersebut. Manusia selalu berorientasi hasil, mereka tidak akan pernah tulus apabila tidak ada hasilnya, karena itu mereka membuat suatu pembenaran akan metode yang mereka jalani agar mereka tetap dapat dengan yakin melaksanakan metode tersebut walaupun tidak pernah ada jaminan sukses di dalam metode tersebut. Saking pandainya, maka manusia mengolah hukum dualisme untuk memperoleh keyakinan tersebut. Mereka membuat seolah-olah apa yang mereka jalankan adalah yang paling benar dan jalan orang lain adalah yang sesat atau salah. Dengan mengolah itu, maka keyakinan akan metode tersebut meningkat tajam. Akan tetapi apakah hukum dualisme itu berlaku di dunia? Mungkin saja kedua metode tersebut benar adanya. Lagi pula siapa yang dapat membuktikan kebenarannya kalau belum pernah menjalankan metode tersebut sampai sukses? Dan lucunya lagi yang sukses tidak pernah bisa memberikan bukti itu. Bagi mereka sama saja membuktikan adanya bulan kepada orang buta. Mana mungkin Boo…

2 ulasan:

lowercaser berkata...

geekgirl: setuju jem. gw sendiri berusaha menghayati sholat lewat ilmu2 yoga. soalnya gak ada tuh catatan tata cara detail tentang penghayatan dlm sholat seperti dalam yoga..

perkasa - jem berkata...

hmmmm ya, makanya kadang2 gw lebih milih untuk tidak beribadah daripada gw ngga bisa menghayatinya... kan seperti robot :)